Jumprit - Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar
Umbul Jumprit Sumber mata air Umbul Jumprit terletak di Lereng Gunung Sindoro, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, Magelang, Jawa Tengah. Di sekitar sumber mata air ini dikelilingi oleh hutan yang dihuni kera dan aneka burung. Pada 18 Januari 1987, Umbul Jumprit ditetapkan sebagai kawasan wisata hutan oleh Pemerintah Kabutapen Temanggung.
Nama Jumprit sendiri tertulis dalam serat Centini, karya sastra para pujangga Jawa tahun 1815 yang meerangkan bahwa Ki Jumprit adalah seorang ahli nujum dari Kerajaan Majapahit, sekaligus putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit. Ki Jumprit meninggalkan kerajaan agar bisa mengamalkan ilmu dan kesaktiannya kepada masyarakat luas. Perjalanan panjangnya berakhir di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, dan di akhir hayatnya dimakamkan tak jauh dari Umbul Jumprit. Lokasi ini mulai ramai sekitar tahun 1980-an, ketika banyak peziarah melakukan
wisata spritual di makam Ki Jumprit yang letaknya bersebelahan dengan Umbul Jumprit. Mereka bersemedi di makam kemudian mandi kungkum di sumber mata air yang airnya dipercaya kaya akan berkah dan keberuntungan. Sendang Jumprit sendiri terletak di bawah goa, dimana mulut goa tersebut agak tertutup oleh sulur-sulur pepohonan di atasnya. Air dari sulur-sulur tersebut menetes dan masuk ke dalam sendang. Bagi para umat Budha, air di Sendang Jumprit adalah air sendang yang paling murni dengan kadar spritual paling bagus dari sendang-sendang lain di seluruh Indonesia. Kemurnian airnya menyebabkan lokasi ini dipilih oleh para Bhiksu Budha Indonesia dan mancanegara sebagai tempat untuk bermeditasi. Selain itu, menurut seorang peneliti dari Jerman yang pernah meneliti air sendang ini, air Jumprit paling sedikit mengandung unsur bakteri patogen. Sumber Api Abadi Mrapen Api abadi Mrapen adalah sebuah kompleks yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kawasan ini terletak di tepi jalan raya Purwodadi – Semarang, berjarak 26 km dari kota Purwodadi. Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya api dari dalam tanah yang tidak pernah padam walau hujan sekalipun. Legenda tentang Sumber Api Abadi Mrapen dikaitkan dengan masa akhir Kerajaan Majapahit yang ditaklukkan Kesultanan Demak Bintoro pada tahun 1500-1518 Masehi. Saat itu Kesultanan Demak berada di sekitar Mrapen dan merupakan satu-satunya pusat pemerintahan Islam di Pulau Jawa. Kesultanan yang dipimpin Raden Patah ini membenahi wilayahnya dengan maksud mengembangkan pola hidup yang dilandaskan ajaran Islam. Salah satunya yang terpenting adalah memindahkan Pendopo Kerajaan Majapahit untuk dijadikan serambi Masjid Agung Demak. Upaya pemindahan Pendopo Kerajaan Majapahit ini dipimpin oleh Sunan Kalijaga. Dalam perjalanan memasuki wilayah Kesultanan Bintoro Demak, rombongan ini keletihan dan mencari mata air untuk minum, namun sia-sia. Sunan Kalijaga kemudian berjalan menuju tempat kosong dan memohon pada Tuhan dengan konsentrasi penuh seraya menancapkan tongkat wasiatnya ke tanah. Lubang dari bekas tongkat itu kemudian menyemburkan api yang saat ini dipercaya merupakan titik awal munculnya Sumber Api Abadi Mrapen. Di tempat yang tidak jauh, Sunan Kalijaga kembali melakukan hal serupa dan kali ini merupakan semburan air bersih dan bening yang memancar. Air tersebutlah yang kemudian diminum para rombongan yang kelelahan. Saat ini sumber mata air itu berbentuk celah sumur berdiameter 3 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter. Masyarakat setempat menyebutnya Sendang Dudo. Rombongan Sunan Kalijaga kemudian melanjutkan perjalanan dan meninggalkan sebuah batu ompak di sekitar sumber api dan air tersebut. Saat itu seorang prajurit berupaya mengambilnya namun Sunan Kalijaga melarang dan berwasiat bahwa batu ompak itu tidak perlu diambil karena pada suatu waktu akan berguna. Saat ini batu ompak yang terletak di sebelah Sumber Api Abadi Mrapen tersebut dikenal dengan sebutan Watu Bobot yang dipercaya akan mengabulkan keinginan siapapun yang berhasil mengangkatnya. Api Abadi Mrapen telah digunakan sejak dahulu untuk obor upacara Hari Raya Waisak. Selain untuk ritual keagamaan, api abadi ini juga digunakan sebagai sumber obor pesta olahraga nasional dan internasional, yakni PON, HAORNAS, dan Ganefo I. sumber : http://tourismnews.co.id

Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah

Artikel Terkait
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Jumprit - Temanggung
Ditulis oleh Unknown
Tolong di share ke teman-teman ya,, artikel rating 5 dari 5.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://tani-temanggung.blogspot.com/2014/06/jumprit-temanggung.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment

Template by Cara Membuat Email | Copyright of DINAMIKA HIDUP.